Letter For Future (2)



Hallo, aku yang dimasa depan.
Bagaimana kabarmu kali ini? Hmmm kira-kira usia berapa kamu sekarang? Satu yang pasti, jika kamu membaca surat ini artinya kamu dalam masa yang penuh berkah. Masih mampu melihat dan membaca. Akhh akan ku beritahu tentangku sekarang. Aku menulis surat yang ntah keberapa ini di awal bulan Oktober 2017. Beberapa bulan setelah hari besar, hari kelulusan kita. Hidup ini lucu ya, dia tidak pernah berhenti barang sejenak, tanpa memperdulikan kita tengah lelah atau bahkan terpuruk, dia terus berputar dan berlalu begitu saja.
Kamu tentu ingat pertama kali menginjakkan kaki di Jogja, april 2013. Dengan membawa amarah dan keputus-asaan yang luar biasa besarnya. Sampai sekarang luka itu masih sakit ya? Jika iya, akan ku tiup luka itu dari sini, mungkin dia akan terasa lebih baik tidak sengilu biasanya. Atau mungkin sekarang sudah berhasil tertutupi dengan luka yang lebih pahit lagi. Ingatlah,, kamu adalah mahluk terkuat di bumi ini, kamu adalah seorang petualang sejati diantara para pembawa luka.
D,, hidup itu tidak sulit hanya saja dia kadang memberikan ujian sedikit lebih berat. Seperti pelajaran Matematika, dimana contoh dan latihan tampak mudah, begitu ujian mendadak otak berhenti bekerja. Jika posisimu sekarang berada di posisi sama seperti ujian Matematika itu, aku hanya meminta “terus kerjakan”. Tidak perduli itu akan benar atau salah, terus kerjakan. Tidak perduli itu akan menambah nilaimu atau bahkan membuatmu jatuh, terus kerjakan. Setidaknya kamu masih hidup dengan itu, ketika salah kamu bisa tahu jawaban yang benar, kamu sudah menang dalam menyelesaikan ujian itu. Teruslah bergerak apapun yang terjadi.
D, beberapa hari yang lalu, luka lama itu terasa ngilu kembali. Orang-orang itu masih mendiamkan mu? Masih menganggap mu makhluk tak tampak? Masih mengira kamu makhluk paling sombong, paling jahat dan paling bengis sejagat raya?. Jika iya, maka biarkan saja. Maafkan mereka, mereka seperti itu karena tidak tahu kisah sebenarnya. Iya beberapa hari yang lalu, luka itu terasa ngilu, tepat dibongkahan luka yang sama. Aku sekarang tidak tahu harus bagaimana menyikapinya, yang pasti sekarang aku memilih untuk mengamini apapun yang mereka katakan. Aku tak akan memaksamu untuk menyelesaikan luka yang rumit ini, aku hanya berharap semoga kamu lebih baik lagi. Aku selalu berharap kamu selalu bergerak dan bergerak.
Oh iyaaa, kemaren aku ikut seleksi CPNS. Tertawalah sesuka mu, dirimu yang dulu memang pernah mencobanya meski gagal di tahap administrasi hahaha. Sepertinya kita memang tidak pas jika bekerja menggunakan seragam, lebih nyaman memakasi pakaian yang casual kan?. Tapi bu Pas, Mbak Endah sama Siska mereka lolos. Aku berharap mereka bisa menyelesaikan tes CPNS dengan baik, kalau mereka jadi PNS wahhh pasti kece sekali. Aku berharap mereka di terima sih, Aminn.  
D, aku berharap surat-suratku akan selalu membawa senyuman. Aku tidak tahu seberapa sulit hidup yang tengah kamu hadapi sekarang. Tapi lagi-lagi, aku dirimu dari masa lalu berharap kamu tidak akan pernah menyerah. Doaku selalu sama disetiap sujud, hanya satu. Aku hanya minta untuk dikuatkan, dan aku yakin kamu masih mengharapkan doa yang sama. Heeyyy aku yang dimasa depan, akan ku ceritakan lebih banyak lagi cerita kita di masa lalu. Jadi aku kan datang lagi di surat berikutnya. Ingat yaaaa,, kamu kuat. Kamu kuat dan akan selamanya jadi kuat. See you.

-Kamu dimasa lalu-



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah aza : Manajemen dalam Rumah Tangga

Materi Kuliah : Pembentukan Persekutuan

KKN ≠ Kumpul Kebo